Sore itu mas Priyaga bbm, “ayo melu 69 start RM sore iki”.
Penasaranku akan Pak Bero yang terkenal banter membuat sore ini aku ngikut mas priyaga. Dari nama-nama sopir banter haryanto, Pak Bero inilah yang belum kesampean mencoba, sejak di 24 hingga saat itu pegang 69.
Sesampainya di rawamangun, aku temui mandor PG puter-walik ini, tiket seharga 120.000 ditebus.
Sebutan mandor disematkan kepada teman-teman yang hobby touring dengan bis tersebut, kebetulan mas priya sering touring tek-tok dengan armada PG pagi/setut.
Ada 3 Haryanto sore itu, 69, 70, dan 47, ternyata sore ini bukan rejekiku lagi, crew 69 sedang turun keduanya: mas Umam dan pak bero.
Tujuan kami kali ini ke Tayu-Pati, rumah Pak Anto driver HR72. Beberapa hari sebelumnya agus alay dan biensar sudah dahulu menyambangi rumah pak anto, kali ini aku dan mas priyaga nyusul dan direncanakan kembali ke Jakarta bersamaan pas jadwal pak anto naik HR72.
Sekutar pukul 19.00 HR69 diberangkatkan. Entah siapa crew yang membawa HR69 ini. HR47 dibawa Pak Ali Kantong dan Abah David. Sebetulnya aku lebih memilih ikut HR47, tapi sket agen menempatkanaku dan mas priyaga ikut di HR69 seat CD-CB.
Beberapa bulan sebelumnya tepatnya desember 2012 aku sempat touring bersama ‘speed hunter’ antara lain mas priyaga, agus alay, yuanito bayu dan hun-nya. Kala itu MB1526 Haryanto finish semarangpukul 05.00, 10jam perjalanan di tempuh. Entah waktu yang cepat atau standar untuk ukuran malam sabtu dari barat. Malam ini, aku masih penasaran akan waktu tempuh. Ada yang bilang, Kudus-Jakarta bisa tembus 8jam, seperti saat Raiyan,dkk naik HR21 pak anto, januari 2011.
Kemacetan jumat sore di tol tak terelakan, bahu jalan pun jadi. Pengemudi yang masih muda ini lincah memainkan kemudi. Pengemudi cerita, mengenai system klaim jika terjadi Laka dan tilang bayar sendiri karena saat ini Haryanto singgah di Rumah Makan-nya sendiri di daerah ciasem.
Mas Priyaga pun juga bercerita, naik Haryanto PG pagi saat ini kurang Greget, karena pengemudi lebih hati-hati. Dahulu, start PG pagi pertama, bisa masuk RM. Sabana-Alas Roban jam 1 siang, kini masuk sana kisaran jam 3sore.
Memasuki rumah makan sekitar pukul 21.00, saat itu bebarengan dengan HR47, HR71 dan satu lagi angkatan kalideres. Kali ini aku menukar kupon makan di depan, dan membawa makanan ke ruang Crew, minuman bisa nambah, plus gorengan yang disediakan rumah makan untuk crew bebas untuk diambil.
Menjelang pukul 22.00 diberangkatkan kembali, kali ini kemudi dipegang driver tengah yang sudah tua. Aku yang tidak biasa duduk di seat CD-CB ngos-ngos-an melihat stick tuipis dan nempel-nempel bis di depan. Secara bergantian aku tukaran duduk dengan mas priyaga.
Prediksiku, pukul 00.00 memasuki Tol Palimanan, dan pukul 04.00 masuk semarang, Kudus 05.00.
Memasuki Palimanan Pukul 00.04, waktu tempuh meleset 4menit dari prediksiku.
Entah dimana aku tertidur, yang jelas tidur di seat CD tidak nyaman. Sebenarnya aku hindari duduk di seat CD-CB, yaa karena alasan ini. Tak mungkin aku melek semalem suntuk, pasti ada ngantuknya.
Memasuki Kendal, ada penumpang turun, barulah aku pindahke seat belakang.
Sekitar pukul 06.00 kami turun di depan terminal kudus. Tujuan kami ke Tayu harus pindah bis Haryanto lainya. Kali ini sudah di telfonkan HR47 untuk menjemput kami di depan terminal.
Beberapa bis muria-an lainya jam segini juga baru masuk kudus.
Menunggu kurang lebih 20menit, datanglah HR47 yang dikemudikan Pak Ali Kantong. Kami masuk dan memilih tempat duduk yang kosong.
Abah David menawarkan untuk mampir ke rumah beliau di daerah jepara.
Baru kali ini aku Touring Kudus-an sampai jepara.
Nama-nama daerah seperti Mayong, Krasak, Pecangaan, Ngabul, Bangsri, Mlongo, Kelet, yang sering aku baca di daftar agen PO kini aku lalui.
Abah David turun di dekat rumahnya, tak jauh dari SPBU tempat Shantika mengisi solar.
Lepas jepara arah , Pak Ali Kantong melihat anak bungsunya berangkat sekolah diantar Ibu nya, kali ini bis di berhentikan di pinggir jalan, dan pak Ali kantong menghampiri anaknya terlebih dahulu. Sangat senang anak kecil ini bertemu Bapaknya.
Perjalanan dilanjutkan kembali, jalanan sempit dan banyak motor berseliweran menghambat laju HR47 ini. klakson kecil selalu dibunyikan untuk memberi tanda motor di depan, “Mr. Sewu Klakson”.
Entah daerah mana, HR47 ini berhenti di tengah” perkampungan kecil, sebuah warung makan menjadi tempat sarapan serta menurunkan bagasi pesanan penumpang. Tak ada penumpang lain selain aku dan mas priyaga.
Pukul 09.00 sampailah kami di cucian Bis tayu. Beberapa Crew Haryanto yang sedang antri mencuci bis bercanda lepas di warung samping cucian, satu per satu kami salami.
Beberapa armada yang perpal tayu pagi ini antara lain 47, 71, 48, 28.
Pak anto, Binsar dan alay menjemput kami. Kali ini kami diajak muter-muter Tayu. Tak lupa membeli Rambutan setengah karung untuk bekal nanti malam.
Kami diajak makan seafood pinggir sawah.yaa, ternyata Tayu dekat dengan pantai, ikan bakar yang lezat kami santap bersama.
Menjelang siang, sampailah di rumah Pak Anto. Kami ngobrol mengenai perjalanan Pak Anto mengemudikan Bis.
Mulai perjalanan beliau di Sari Mustika, Dewi Sri Asri, Bejeu, lalu pindah ke Haryanto tahun 2008. Orang yang seneng guyon ini juga bercerita awal mula pembukaan jalur Haryanto di Madura.
Aku lebih tertarik menanyakan saat beliau di Bejeu, bersama Om Ferry Fonda, mas Budi. Saat awal-awal aku mengikuti milist BMC ini, Bejeu puter walik PG sangat terkenal banternya.
Nama-nama pengemudi terkenal di tanah muria hanya muter di PO-PO kawasan tersebut.
Pertama kali ikut Pak Anto saat membawa HR21 Lebak Bulus, 27 Mei 2010. Saat itu Pak Mas’at yang menjadi partner beliau. Pertama kali aku naik bis kudus, pertama kali naik haryanto, dan pertama kali puas naik bus tanpa perlawanan dari bis lain, pokoke banter. Kedua kali saat beliau membawa HR18 ‘java quality’ September 2011 dari Rawamangun. disaat sakit perut-pun, masih sanggup menjalankan HR18 dengan kecepatan penuh.
Menjelang pukul 15.00, kami bersiap. Dilanjutkan menuju cucian bis diantar istri pak anto.
Dari tayu kami berlima menumpang HR71 hingga garasi Haryanto Kudus.
Menjelang Magrib, sampailah kami di Garasi Ngembal Kudus. Makan malam di depan garasi, dan bertemu Pak Santoso, kalomtidak salah beliau dahulu membawa bis lebak bulus.
Adzan magrib, kami masuk ke dalam garasi. Sholat Magrib berjamaah bersama penghuni garasi.
Inilah kali kedua aku masuk garasi Haryanto kudus. Pertama kali saat perjalanan Madura-Jakarta 30september 2012 bersama Alay dan Yudha dengan HR31.
Lepas magrib, kami istirahat di masjid menanti HR72 yang berangkat dari Blega.
Menjelang pukul 20.00 satu per satu armada Madura memasuki garasi. Servise ringan dilakukan.
Sebuah bis harus perpal di garasi karena kerusakan, se ingatku HR11 berbody Marcopolo warna hitam. Penumpang berpindah ke bis yang telah dipersiapkan.
Pukul 21.15 Hr72 memasuki garasi. Mas Adi ‘Jablay’ turun dari kemudi dan menghampiri kami.
Tiket yang kami pesan dari Madura ditebus.
Servise pun dilakukan untuk HR72 ini, butuh waktu lama, karena harus mengganti beberapa spertpart.
Pak Haji Haryanto berbincang dengan pak anto, sambil menunggu perbaikan HR72 ini.
Pukul 22.30 HR72 bersiap meninggalkan garasi. Inilah bis Madura terahir yang start dari garasi, bis ke-7.
Mampir sebentar di Pom Bensin dekat terminal Kudus dan dilanjutkan perjalanan ke barat. Melihat jalur pantura arah barat yang rusak, prediksiku paling cepat jam 08.00 masuk Jakarta.
Di seat CD-CB sudah ada Agus alay dan mas priyaga. Aku di telfon untuk bergabung di depan. Sedangkan binsar sudah mengambil posisi tidur di seat 33-35 paling belakang.
Aku dan alay duduk di seat kernet, sedangkan mas priyaga di seat CD. Demak masuk dalam kota, dan lepas demak jalanan sudah mulai lancer.
Memang banter Pak Anto membawa HR72 ini, kisaran 80-100km/jam. Memasuki Tol semarang, kecepatan baru bisa dimaksimalkan.
Pukul 00.15 melewati kawasan Krapyak. Beberapa agen masih buka, mungkin untuk bis sapu jagad.
Rosalia Indah, Harapan Jaya, Pahala Kencana masih terlihat.
Weleri melewati jalur lama. di Pom bensin kiri jalan, tampak Gunung Harta 2bis.
Rasa lapar di tengah malam, Pak Anto memberhentikan HR72 di angkringan lepas pom bensin. Cuma 1 pesanya: “pintu jagan dibuka, penumpang jangan ada yang turun”…
Beliau turun ke angkringan, dan kembali dengan 1 kresek jajanan angkringan. HR72 dilanjutkan kembali, kami berempat makan tak lupa Pak Anto makan nasi kucing sambil mengemudi. Dengan kecepatan diatas 100km/jam pun masih bisa makan nasi kucing.
Melewati Sari Rasa Kendal, masih ada Harapan Jaya dan Rosalia Indah.
01.15 Tanjakan Plelen masih bertemu Bis jawa timur lainya. Subah sempat terjebak konvoi truck yang merayap. Lepas Subah, HR72 bisa melaju kencang lagi. Beliau menargetkan jam 03.00 masuk Pejagan, berarti 2jam perjalanan dari Plelen tadi. Bisakah?
Memasuki pekalongan, rasa kantuk tak tertahankan. Aku pamit menuju belakang.
Entah uploas dengan mas adi jablay dimana, yang aku rasakan cuma beberapa kali terbang karena menghajar jembatan. Katanya, inilah cara 2 orang pengemudi ini membangunkan partner yang tidur di kandang macan.
Aku sempat dibangunkan alay, untuk bertukar tempat di depan, namun aku memilih tidur. Giliran mas adi jablay yang membawa, hanya Binsar yang menemani di depan.
subuh sudah sampai di cikopo. Aku tertidur kembali.
Terbangun sudah di Cawang, Pukul 06.20.
6jam 5menit untuk Krapyak-semarang hingga Cawang sudah termasuk bongkar penumpang di Cikarang. Sebuah catatan waktu yang WOW pernah aku lalui melewati pantura.
Jika salah seorang mania ‘gajah bayoran’ yang misterius itu mengklaim bis tercepat se-pantura adalah Alap-Alap merah, maka si Praba menyebut HR72 ini dengan “BIS TERCEPAT SE-ASIA TENGGARA”.
Yaa, kadang omongan si Praba ini menjadi ‘hot topic’,… ketika muncul fenomena Pemuda-Pemudi yang dilontarkan Yuanito Bayu, si Praba mendeklarasikan SUMPAH PEMUDA BISMANIA:
Kami Pemuda-Pemudi Bismania mengaku:
1. Ber Tanah Air 1, tanah air Muria-an
2. Ber Bis banter 1, Bis Banter …….
3. Ber Garasi 1, Garasi ……….
HR72 mengantar penumpang terlebih dahulu ke Tanjung Priok dan meneruskan ke Pulogadung.
Sesampainya di Pulogadung, ternyata dari 7 armada Haryanto Madura, HR72 inilah yang masuk pertama disusul HR06.
Turun dari bis, bertemu lagi dengan Pak Ali kantong yang menunggui HR47nya di cuci.
Inilah pengalaman melewati pantura dengan catatan waktu tercepat.
Sudah kami buktikan jika Semarang Krapyak hingga Cawang bisa tembus dalam 6jam 5menit.
M.Kurniawan (iwan)
Purworejo-Rawamangun.PP